Assalam…,
Pa kabar Sahabat? Moga tetap semangat.
Nah, pada kesempatan ini, kita
ingin menjawab pertanyaan berikut: Bagaimana pengaruh psikologi terhadap
komunikasi? Mengapa orang memerlukan Hubungan Antarpribadi?
Pertama,
psikologi
merupakan suatu ilmu yang mempelajari manusia, namun dari sisi jiwanya. Pada
studi psikologi yang dirumuskan oleh beberapa pemikir, dikatakan agar
psikologi tetap menjadi ilmiah maka ia harus objektif, dan agar objektif Ia
hanya dapat mempelajari manusia secara kasat mata (ada-ada saja ya), dan yang
dimaksud adalah tingkah laku manusia. Mereka yang berpendapat seperti ini
adalah J.B. Watson (1878-1958) sebagai pendiri psikologi Behavior di Amerika
pada 1913. Begitulah cara orang-orang tersebut memahami jiwa manusia (mungkin
sedikit aneh bagi orang-orang yang memahami jiwa lebih dari itu. Tak apalah).
Pada
pembahasan Psikologi Komunikasi, dijelaskan bagaimana manusia memperoleh
informasi atau pengetahuan. Di situ disebutkan factor-faktor yang mempengaruhi
persepsi manusia. Faktor di antaranya ada yang menitik beratkan pada factor personal
dan ada juga pada factor
situasional. Yang menyangkut dengan factor personal dibagi menjadi Faktor biologis dan
sosiopsikologis.
Di sini terlihat cukup jelas, psikologis seseorang mempengaruhi tingkah lakunya
(maaf, saya tidak menjelaskannya disini. Lebih jelasnya, kita diskusikan saja).
Sebagai proses
awal dalam mendapatkan informasi, diawali dengan mengindra, yang mereka sebut
dengan sensasi (sense)
terhadap stimuli (objek)
yang ada. Kemudian melaui sensasi (sense), diseksi,
diorganisasir, diinterpretasi, disimpan sebaga suatu pahaman, dan ini mereka
namakan persepsi (menurut mereka neh). Akan tetapi tidak sebatas itu, ada
beberapa hal yang mempengaruhi sensasi-persepsi – seperti yang disebutkan –
yaitu perhatian (attention),
structural dan Fungsional
yang kemudian dikategorikan menjadi eksternal dan internal.
Eksternal dapat berupa stimuli yang datang, gerakan, tekstur, intensitas,
konteks dan semacamnya sedangkan internal dapat berupa factor biologis dan
fisiopsikologis – terlepas dari kritikan terhadapnya. Selain itu, sebagaimana
diketahui, konsep diri mempengaruhi perilaku dan komunikasi seseorang. Konsep
diri tersebut diproleh dari persepsi terhadap hubungan kita dengan orang lain
dan/ lingkungan yang dikonstruk begitu rupa.
Dalam
pembahasan psikologi social, terdapat beberapa teori – disini hanya akan
disebutkan satu teori sebagai penjelasan – tentang pengaruh psikologi terhadap
komunikasi. Teori yang berorientasi pada factor penguat adalah teori rangsang
balas (stimulus-response
Theory) dari aliran behavior yang memiliki beberapa pengikut, seperti Hull
dan Skiner. Singkatnya, teori ini berbicara tentang perilaku seseorang yang
dapat dipengaruhi oleh respon yang diterima dan ini melalui senssi-persepsinya
yang tak lepas dari aspek kejiwaan manusia. Istilah Respon, determinasi dan factor penguat
yang digunakan – relative – mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang. (tapi
kira-kira bagi mereka determinan).
Dari pejelasan
singkat diatas, terlihat bahwa komunikasi tak lepas dari aspek psikologis.
Contoh:
Pada saat saya sedang marah,
jawaban saya terhadap pertanyaan teman tidak seperti biasa (emotional power)
seperti singkat, malas menjawab dan tidak suka ditanya-tanya;
Orang yang bersedih, tak
bersemangat berbicara, lebih pelan atau rendah vocalnya;
Penjual (beberapa saja) yang
mendapat banyak rizki (penjualan meningkat) memberikan diskon, bonus dan
semacamnya;
Teman yang lagi senang atau
gembira, memiliki wajah yang familiyar dibanding seperti yang biasanya; dan
Orang yang merasa dirinya tidak
berkualitas (tak percaya diri), mengalami kendala dalam komunikasi atau sering
menyendiri (tapi tidak selamanya begitu ya).
Kedua,
baik
komunikasi massa, organisasi, kelompok (kelompok kecil maupun besar; rujukan
ataupun tidak), diawali dari komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Apakah
kita cukup dengan komunikasi intrapersonal? Tidak. Manusia adalah makhluk
social, sebagai makhluk social manusia saling membutuhkan dan kebutuhan
tersebut mengharuskannya berinteraksi. Dengan interaksi, ia dapat mengungkapkan
maksud-tujuannya, perasaan dan apa yang ia pikirkan. Pada proses inilah terjadi
pertukaran makna (saling memahami) yang disampaikan berupa pesan dari seseorang
kepada orang lain dan inilah komunikasi.
Sejalan dengan hal tersebut, John Fiske (1990) mengatakan secara umum
komunikasi adalah interaksi social melaui pesan/symbol-simbol. Dengan demikian,
komunikasi akan berawal dari interpersonal sebelum khalayak massa. Demikianlah,
manusia membutuhkan dan bahkan dapat dikatakan mustahil tanpa komunikasi, dalam
hal ini komunikasi interpersonal. Contoh:
Sebelum berpidato, seseorang akan
melakukan komunikasi interpersonal, misalnya, dengan istrinya (yang suda
menikah), teman, sopir, pemandu acara dll.
Seorang teman yang lagi bersedih,
ia menceritakan kesedihannya kepada temannya (yang setia mendengrkan);
Jika kepasar, kita perlu
menanyakan harga sayur dan ucapkan terima kasih atas pelayanannya; dan
Pada saat kehabisan pulsa, kita
perlu komunikasi dengan penjual pulsa (tapi bukan curi pandang juga dong).
Sampai disini perjumpaan kita,
semoga bermanfaat dan kembali berjumpa pada pembahasan berikutnya. Bye
Bahan Bacaan:
Cultural
Communication and Studies, (terjemahan
Indonesia), Karya
John Foske
Teori-teori
Psikologi Sosial, karya Marvin E. Shawn & Philip R. Gostanzo, yang disadur oleh Sarlinto Wiraman S
Pengantar Ilmu
Komunikasi, Rayudaswati
Budi
Psikologi
Komuniksi, Karya Jalaludin Rakhmat
Human
Communication (terjemahan Indonesia,buku satu & dua) karya Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss
Ilmu Teori
& Filsafat Komunikasi, karya Onong Uchjana
Effendi
Ilmu
Komuniksi: suatu pengantar, karya Deddy Mulyana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar