Kamis, 15 Agustus 2013

Aspek Psikologi dan Kepastian Komunikasi Antarpribadi dalam Komunikasi



Assalam…, Pa kabar Sahabat? Moga tetap semangat.
Nah, pada kesempatan ini, kita ingin menjawab pertanyaan berikut: Bagaimana pengaruh psikologi terhadap komunikasi? Mengapa orang memerlukan Hubungan Antarpribadi?

Pertama, psikologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari manusia, namun dari sisi jiwanya. Pada studi psikologi yang dirumuskan oleh beberapa pemikir,  dikatakan agar psikologi tetap menjadi ilmiah maka ia harus objektif, dan agar objektif Ia hanya dapat mempelajari manusia secara kasat mata (ada-ada saja ya), dan yang dimaksud adalah tingkah laku manusia. Mereka yang berpendapat seperti ini adalah J.B. Watson (1878-1958) sebagai pendiri psikologi Behavior di Amerika pada 1913. Begitulah cara orang-orang tersebut memahami jiwa manusia (mungkin sedikit aneh bagi orang-orang yang memahami jiwa lebih dari itu. Tak apalah).
Pada pembahasan Psikologi Komunikasi, dijelaskan bagaimana manusia memperoleh informasi atau pengetahuan. Di situ disebutkan factor-faktor yang mempengaruhi persepsi manusia. Faktor di antaranya ada yang menitik beratkan pada factor personal dan ada juga pada factor situasional. Yang menyangkut dengan factor personal dibagi menjadi Faktor biologis dan sosiopsikologis. Di sini terlihat cukup jelas, psikologis seseorang mempengaruhi tingkah lakunya (maaf, saya tidak menjelaskannya disini. Lebih jelasnya, kita diskusikan saja).
Sebagai proses awal dalam mendapatkan informasi, diawali dengan mengindra, yang mereka sebut dengan sensasi (sense) terhadap stimuli (objek) yang  ada. Kemudian melaui sensasi (sense), diseksi, diorganisasir, diinterpretasi, disimpan sebaga suatu pahaman, dan ini mereka namakan persepsi (menurut mereka neh). Akan tetapi tidak sebatas itu, ada beberapa hal yang mempengaruhi sensasi-persepsi – seperti yang disebutkan – yaitu perhatian (attention), structural dan Fungsional yang kemudian dikategorikan menjadi eksternal dan internal. Eksternal dapat berupa stimuli yang datang, gerakan, tekstur, intensitas, konteks dan semacamnya sedangkan internal dapat berupa factor biologis dan fisiopsikologis – terlepas dari kritikan terhadapnya. Selain itu, sebagaimana diketahui, konsep diri mempengaruhi perilaku dan komunikasi seseorang. Konsep diri tersebut diproleh dari persepsi terhadap hubungan kita dengan orang lain dan/ lingkungan yang dikonstruk begitu rupa.
Dalam pembahasan psikologi social, terdapat beberapa teori –  disini hanya akan disebutkan satu teori sebagai penjelasan – tentang pengaruh psikologi terhadap komunikasi. Teori yang berorientasi pada factor penguat adalah teori rangsang balas (stimulus-response Theory) dari aliran behavior yang memiliki beberapa pengikut, seperti Hull dan Skiner. Singkatnya, teori ini berbicara tentang perilaku seseorang yang dapat dipengaruhi oleh respon yang diterima dan ini melalui senssi-persepsinya yang tak lepas dari aspek kejiwaan manusia. Istilah Respon, determinasi dan factor penguat yang digunakan – relative – mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang. (tapi kira-kira bagi mereka determinan).
Dari pejelasan singkat diatas, terlihat bahwa komunikasi tak lepas dari aspek psikologis. Contoh:
Pada saat saya sedang marah, jawaban saya terhadap pertanyaan teman tidak seperti biasa (emotional power) seperti singkat, malas menjawab dan tidak suka ditanya-tanya;
Orang yang bersedih, tak bersemangat berbicara, lebih pelan atau rendah vocalnya;
Penjual (beberapa saja) yang mendapat banyak rizki (penjualan meningkat) memberikan diskon, bonus dan semacamnya;
Teman yang lagi senang atau gembira, memiliki wajah yang familiyar dibanding seperti yang biasanya; dan
Orang yang merasa dirinya tidak berkualitas (tak percaya diri), mengalami kendala dalam komunikasi atau sering menyendiri (tapi tidak selamanya begitu ya).
Kedua, baik komunikasi massa, organisasi, kelompok (kelompok kecil maupun besar; rujukan ataupun tidak), diawali dari komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Apakah kita cukup dengan komunikasi intrapersonal? Tidak. Manusia adalah makhluk social, sebagai makhluk social manusia saling membutuhkan dan kebutuhan tersebut mengharuskannya berinteraksi. Dengan interaksi, ia dapat mengungkapkan maksud-tujuannya, perasaan dan apa yang ia pikirkan. Pada proses inilah terjadi pertukaran makna (saling memahami) yang disampaikan berupa pesan dari seseorang kepada orang lain dan inilah komunikasi. Sejalan dengan hal tersebut, John Fiske (1990) mengatakan secara umum komunikasi adalah interaksi social melaui pesan/symbol-simbol. Dengan demikian, komunikasi akan berawal dari interpersonal sebelum khalayak massa. Demikianlah, manusia membutuhkan dan bahkan dapat dikatakan mustahil tanpa komunikasi, dalam hal ini komunikasi interpersonal. Contoh:
Sebelum berpidato, seseorang akan melakukan komunikasi interpersonal, misalnya, dengan istrinya (yang suda menikah), teman, sopir, pemandu acara dll.
Seorang teman yang lagi bersedih, ia menceritakan kesedihannya kepada temannya (yang setia mendengrkan);
Jika kepasar, kita perlu menanyakan harga sayur dan ucapkan terima kasih atas pelayanannya; dan
Pada saat kehabisan pulsa, kita perlu komunikasi dengan penjual pulsa (tapi bukan curi pandang juga dong).
Sampai disini perjumpaan kita, semoga bermanfaat dan kembali berjumpa pada pembahasan berikutnya. Bye 

Bahan Bacaan:
Cultural Communication and Studies, (terjemahan Indonesia), Karya John Foske
Teori-teori Psikologi Sosial, karya Marvin E. Shawn & Philip R. Gostanzo, yang disadur oleh Sarlinto Wiraman S
Pengantar Ilmu Komunikasi, Rayudaswati Budi
Psikologi Komuniksi, Karya Jalaludin Rakhmat
Human Communication (terjemahan Indonesia,buku satu & dua) karya Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss
Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi, karya Onong Uchjana Effendi
Ilmu Komuniksi: suatu pengantar, karya Deddy Mulyana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar