Sabtu, 10 Agustus 2013

PERSEPSI KONSUMEN


Prolog
Sebelumnya, kita telah membahas Pembuatan Keputusan Low Involvement, akan tetapi kita belum mengetahui bagaimana proses penilaian itu terjadi dan factor yang mempengaruhinya. Berangkat dari situ, pada kesempatan ini kami akan memaparkan Persepsi Konsumen terhadap suatu prodak menggunakan cara ilmiah.
Seperti halnya sutau bangunan, sebelum memasang dan menghiasinya dengan anekaragam bahan, maka yang utama adalah membuat pondasi sebagai struktur awal yang darinya dapat berdiri dan menentukan kuat lemahnya suatu bangunan. Olehnya itu, pada pembahasan kali ini kami perlu sedikit banyak menjelaskan pengertian dari kata yang kami gunakan pada judul pembahasan ini. Setelah itu, baru dibicarakan hubungannya dengan khalayak konsumen.

Proses konseptual
Untuk sampai pada memperoleh informasi atau pengetahuan, terdapat proses berupa tahap-tahap yang dilewati. Proses pertama yaitu sensasi yang kemudian persepsi. “Sensasi adalah proses menangkap stimuli”, sedangkan “persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru” (Rakhmat, 2009:49).
Sensasi sendiri kata Rakhmat (2009) berasal dari kata “sense”, artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya”. Dari penjelasan tersebut dapat kita katakana sensasi adalah suatu fungsi kontak langsung indra kita dengan lingkungan sekitar untuk memperoleh pengetahuan atau informasi. Dengn indra sebagai perantara, kita memahami apa yang ada di lingkungan sekitar. Disebutkan Solomon (1996) lihat bahan, hal.62) mendefinisikan sensasi sebagai “tanggapan yang cepat dari indra penerima kita (seperti mata, telinga, hidung mulut dan jari) terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna dan suara.”
Pada persepsi kita membutuhkan perhatin yang tinggi. Perhatian ini dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:
a)       Factor eksternal penarik perhatian; dan
b)       Factor internal penaruh perhatian.
Factor internal sendiri pada studi psikologis disebutkan, didalamnya terdapat factor biologis dan sosiopsikologis (lihan Rakhmat, 2009).
Selain perhatian (attention), dua factor diatas David Krech dan Richard menyebutnya factor Fungsional, dan structural. Kaitannya dengan khalayak konsumen akan dibicarakan selanjutnya (lihat Rakhmat, 2009).

Stimulus Pemasaran dan Konsepsi Kunsumen
Terdapat dua tipe stimulus penting yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen pertama, pemasaran dan kedua, lingkungan (sosial dan budaya). Stimulus pemasaan ini pun dibagi menjadi stimulus primer (primery) berupa fisik dari suatu prodac seperti bau, rasa dan semacamnya dan stimulus sekunder (secondary stimuli) yaitu komunikasi yang dibentuk sedemikian rupa demi mempangaruhi kahalayak konsumen. Stimulus sekundur dibutuhkan sebagai factor penguat di ajang pemasaran sedangkan penentuan akhir  pada tindakan konsumen di masa akan datang adalah primery stimuli. Adapun pun persyaratan kunci (yang perlu diperhatikan) pada secondary stimuli adalah pengembangan konsep dari suatu prodak, sebab dengan adanya pengembangan konsep dengan criteria tertentu maka – seperti yang disebutkan – pengaruh terhadap konsumen relative meningkat. Konsep produk dapat diartikan sebagai “himpunan manfaat produk yang dapat diarahkan pada kebutuhan yang didefinisikan pada kelompok konsumen melalui pesan, symbol, dan citra.”
a)       Karakteristik stimulus yang mempengaruhi persepsi
Karekteristik stimulus yang dimaksud disini yaitu yang berkaitan dengan suatu prodak. Suatu prodak sebagai stimulus yang akan dipersepsi konsumen memiliki karakteristik yang dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan mutu dan statistik penjualan. Karekteristik tersebut adalah elemen indrawi (sensori) dan elemen structural (structural element), seperti ukuran, bentuk dan posisi (bahan kuliah, hal. 64-65).
b)       Karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi
1.       Membedakan stimulus
2.       Tingkat ambang batas
3.       Persepsi bawah sadar (subliminal perception)
4.       Tingkat adabtasi
5.       Generalisasi stimulus
6.       Seleksi perceptual [perhatian (attention) dan persepsi seleksi (selketive perception)
Pada proses perhatian ini terdapat dua hal yang berhubungan dan menjadi sebab bagi yang lain yaitu:
a.       Voluntary attention: perhatian yang dilakukan secara sengaja; dan
b.       Selective perception: perhatian selektif yang terjadi setelah adanya perhatian yang disengaja. Selain persepsi yang disengaja (voluntary attention), terdapat persepsi  yang tidak disengaja (involuntary attention).
Merebut Perhatian Konsumen
Iklan yang dibuat tak syak lagi dengan maksud tertentu yang ingin dicapai, namun demikian halnya, iklan yang dibuat dapat dikatakan berhasil jika dapat menarik perhatian khalayak konsumen. Untuk memperoleh ketertarikan, pemasang/pembuat iklan perlu menguasai karakter iklan dalam relevansinya dengan khalayak konsumen atau watak manusia. Iklan yang dapat dikatakan unik (tak biasa) relatif menarik perhatian, dan tentu memerlukan kecerdasan dan inovasi yang mamadai.

Organisasi Persepsi
Assasel (1992) – pada bahan kuliah,hal.75 – menjelaskan organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Pengorganisasian ini dimaksudkan agar mendapatkan pengetahuan yang menyeluruh tentang suatu objek. Disebutkan – dalam bahan – bahwa yang mendasari prinsip integrasi persepsi ini adalah psikologi Gestalt yang menghipotesiskan bahwa “orang-orang mengorganisasikan persepsi untuk membentuk gambaran lengkap dari suatu objek.” Prinsip-prinsip yang dianggap penting dalam integrasi persepsi antara lain, penutupan (closure), pengelompokkan (grouping) dan konteks (context).
Interpretasi Perceptual
Tindakan membutuhkan pengetahuan dan pengetahuan adalah hasil dari persepsi (pengetahuan tidak langsung). Pengetahuan ini merupakan representase realitas objektif dalam hal ini prodak sebagai stimuli. Namun selain itu, orang memiliki pengetahuan lain dan pengelaman terhadap suatu prodak yang dipasarkan. Pengetahuan dan/ pengalaman yang ada ini akan ikut berperan dalam interpretasi seseorang.

Peran Ekspektasi pada Persepsi
Selain yang telah disebutkan, harapan khalayak konsumen pun menjadi satu pertimbangan dalam merumuskan dan/ mengembangkan suatu konsep tentang prodak tersebut. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan harapan yang dibangun terkait suatu prodak mempengaruhi interpretasi terhadap prodak tersebut, seperti yang diungkap oleh Adolph Coor Inc (bahan kuliah, hal.79-80). Apa yang diharapkan dapat konsumen dapat rasa, tekstur, bau tampilan (struktur) dsb.

Hubungn harga dan kualitas
Tak jarang terjadi pemahaman pada konsumen bahwa harga yang tinggi sudah tentu mempunyai kualitas yang tinggi pula. Mowen (1995) – bahan kuliah, hal.80-81 – disebutkan ketika harga digunakan sebagai indikasi produk berkualits:
a)       Konsumen mempunyai beberapa keyakian dan kepercayaan bahwa dalam situasi tertentu harga menunjukkan kualitas;
b)       Terjadi perbedaan kualitas yang dirasakan atau yang sebenarnya diantara merek-merek yang ada;
c)       Kulitas actual sulit untuk dinilai melalui cara yang objektif atau melalui nama merk atau citra took;
d)       Perbedaan harga yang besar mempunyai dampak pada perbedaan yang lebih kecil; dan
e)       Merk yng sudah sangat dikenal, harga dapat digunakan secara lebih baik sebagai indicator kualitas.
Semiotic (Semiotika/semiologi)
Semiotika adalah suatu ilmu atau studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja atau digunakan (silahkan anda merujuk pada Cultural and Communication Studies karya John Fiske). Tiga bidang utama  pada ilmu ini pertama, tanda itu sendiri, kedua, kode atau system yang mengorganisasikan tanda dan  ketiga, kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Tentu, pembahasan semiotika memerlukan tempat tersendiri dan semiotika pun memiliki banyak tokoh yang turut mengembangkannya. Perlunya memahami semiotika terutama pada penggunan iklan dan label suatu prodak, karena hal ini (tanda, konsep dan objek/realist objektif yang dituju) layaknya suatu system yang saling mempengaruhi, seperti yang disebutkan, “. . .Tanda-tanda itu seperti lembaran kertas. Satu sisi adalah penanda  dan sisi lain menjadi petanda dan ketas itu sendiri adalah tanda . . .” (Ferdinand de Saussure, dalam A. A. Berger). Mengingat pentingnya semiotika, maka iklan yang dirancang harus memperhatikan makna yang dikandungnya.
Inferensi perceptual dan Implikasi Pemasaran
Konsumen mengembangkan inferensi atau kesimpulan mengenai merek, harga, toko dan perusahaan. Kesimpulan tersebut merupakan kepercayaan yang diasosiasikan dari pengelaman masa lalu terhadap suatu objek/prodak. Terdapat tiga macam atau jenis inferensi pertama, didasarkan pada evaluasi, kedua, didasarkan pada kesamaan dan ketiga, inferensi yang didasarkan pada korelasional (asosiasi dari yang umum ke yang lebih khusus). Dengan inferensi yang ada, sebagai suatu informasi konsumen dapat menijadikan bahan rujukan dalam pembuatan citra. Citra disini diartikan sebagai “total persepsi terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan memproses informasi dari bebrbagai sumber setiap waktu” (bahan kuliah, hal.82-85). Adapun citra yang dibentuk yaitu:
1.       Citra merek;
2.       Citra toko ; dan
3.       Citra korporasi atau perusahaan.
Membangun citra yang positif
Akhirnya, citra yang positif merupakan hal yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dalam mengembangkan mutu prodak dan memasarkannya. Citra yang buruk akan mengantarkan suatu perusahaan atau prodak tertentu diabaikan oleh konsumen, sehingga perusahaan tak meperoleh konsumen yang hight involvement melainkan low involvement dan pada tingkat tertentu law pun menjadi tiada.
Citra yang negative terkadang timbul pada organisasi yang dikenal namun memiliki manajement atau persepsi konsumen terhadap pengalaman masa lalu, dan terkadang dikarenakan perusahaan yang kurang dikenal. Tidak dikenalnya perusahaan membuat citra perusahaan tidak terbentuk pada konsumen dan salah satu penyebabnya adalah komunikasi.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, kami memiliki beberapa catatan sebagai kesimpulan.
1.       Persepsi adalah suatu hal yang sangat berpengaruh guna melakukan penilaian terhadap suatu prodak.
2.       Factor-faktor yang mempengaruhi persepsi meliputi factor personal dan situasional yang melibatkan perhatian (attention), dan dilamnya terdapat fktor fungsional dan structural.
3.       Stimulus pemasaran, ekspektasi, aspek semiologi menjadi penentu persepsi konsumen dalam mengorganisasi, interpretasi dan membangun citra terhadap merk, took dan perusahaan; dan
4.       Adalah keharusan bagi suatu perusahaan untuk menumbuhkan dan selalu membangun citra positif dimata konsumen.
Wassalam…
Saran untuk Bahan Bacaan:
1.       Bahan Ajar Perilaku Khalayak Konsumen (Fak.Ilmu Komunikasi UMI)
2.       Psikologi Komuniksi, karya Jalaluddin Rakhmat
3.       Curtural Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif (terjemahan Indonesia), Karya John Fiske
4.       Human Communication (terjemahan Indonesia, Buku satu & dua), Karya Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss
5.       Teori-teori Psikologi Sosial, Karya Marvin E. Shawn & Philip R. Gostanzo, yang disadur oleh Sarlinto Wiraman S

6.       Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, Karya Alo Liliweri

1 komentar: